Wednesday 9 November 2016

Soal-Soal Latihan Pemisahan Campuran

A.     Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1.    Garam dapur yang kotor dapat dimurnikan dengan cara ....
    A.    destilasi         B.    filtrasi
    C.    kristalisasi    D.    sublimasi
2.    Untuk memisahkan gula dari air tebu dilakukan melalui proses ....
    A.    filtrasi             B.    penyulingan
    C.    sublimasi    D.    kristalisasi
3.    Penyaringan merupakan cara yang terbaik untuk memisahkan campuran...
    A.    garam dan gula     B.    garam dan pasir
    C.    gula dan air    D.    pasir dan air
4.    Jika air terkontaminasi oleh zat warna, cara yang paling tepat untuk memurnikannya dengan....
    A.    filtrasi            B.    kromatografi
    C.    sublimasi    D.    kristalisasi
5.    Proses destilasi bertingkat untuk memisahkan ....
    A.    pasir dari air sungai
    B.    bensin dari minyak bumi
    C.    gula dari permen
    D.    glukosa dari air tebu
6.    Untuk membuat air tawar dari air laut dapat dilakukan dengan cara. ...
    A.    Menyaring    B.    penguapan
    C.    sublimasi    D.    distilasi
7.    Garam dapur kotor dapat dimurnikan melalui tahap-tahap. . . .
    A.    pelarutan, penyaringan, pengkristalan
    B.    penyaringan, pelarutan, pengkristalan
    C.    pelarutan, penyaringan, penyulingan
    D.    pelarutan, penyulingan, penyubliman

8.    Cara praktis untuk memisahkan campuran air dengan minyak tanah adalah. . . .
    A.    menyuling
    B.    menyaring
    C.     menggunakan corong pisah
    D.    penyubliman

9.    Berbagai campuran sebagai berikut :
    (1)   larutan gula kotor   (4)   alkohol 70%
    (2)   zat warna            (5)   air kopi
    (3)   air sungai yang keruh
    Yang dapat dipisahkan dengan cara menyaring adalah. . . .
    A.    (1), (2), dan (4)
    B.    (1), (3), dan (5)
    C.    (2), (3), dan (5)
    D.    (1), (3), dan (4)

10.    Gambar di bawah menunjukkan alat penyaring sederhana yang biasa digunakan di laboratorium. Alat tersebut cocok digunakan untuk memisahkan campuran. . . .







    A.    garam dari air laut
    B.    garam dapur dan gula
    C.    pasir dan air
    D.    minyak tanah dan air

B.    Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan  tepat!

1.    Sarankanlah cara praktis untuk....
    a.  membuat air tawar dari air laut
    b.    membuat garam dari air laut
    c.    memisahkan campuran gula dengan pasir
    d.    mengetahui jenis zat warna dalam tinta
    e.    memisahkan alkohol dan air tape
2.   Perhatikan gambar berikut!








    Gambar memperlihatkan suatu proses pemisahan air laut.
a.    Apa nama proses tersebut?
b.    Sebutkan nama masing-masing alat pada gambar?
c.    Senyawa apa yang terdapat di dalam air laut tersebut?
d.    Setelah selesai proses, zat apa yang  terdapat di A dan di B!
e.    Mengapa pada alat pendingin air masuk dari bawah dan keluar dari atas?

Kegiatan Teknik Menjernihkan Air Kotor secara Sederhana

 Kegiatan Teknik Menjernihkan Air Kotor secara Sederhana
1.    Tujuan Kegiatan
    Kegiatan ini dilakukan untuk memahami bagaimana cara menjernihkan air yang keruh secara sederhana berdasarkan prinsip pemisahan campuran.
2.    Peralatan dan bahan
    Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini antara lain adalah sebagai berikut  :
a.    Ember plastik Tinggi ± 50 cm 3 buah
b.    ljuk secukupnya
c.    Pasir secukupnya
d.    Kerikil secukupnya
e.    Arang secukupnya
f.    Air kotor 5 liter
g.    Tawas, dalam bentuk kristal 0,5 gram
h.    Kapur tohor dalam bentuk kristal 0,3 gram
i.    Kaporitdalam bentuk serbuk 50 mg
j.    Pengaduk 1 buah

3.    Prosedur Kegiatan
a.    Sediakanlah sebuah ember plastik yang telah dibuatkan saluran di dasarnya
b.    Susunlah bahan-bahan berikut ke dalam ember tadi, dari bawah ke atas seperti diperlihatkan pada gambar.
   










Catatan: Pasir sebaiknya dicuci terlebih dahulu hingga bersih.
c.    Tuangkan air bersih kurang lebih 5 liter ke dalam alat penyaring yang sudah dirakit seperti pada gambar di atas
d.    Siapkanlah kurang lebih 5 liter air sungai (air kotor) dalam sebuah ember lain. Kemudian

    tambahkan tawas kurang lebih 500 mg aduk dengan cepat sekitar 3 menit lamanya. Diamkan air yang sudah dicampur tawas itu selama kurang lebih 15 menit sehingga koagulan yang terbentuk mengendap. Tuangkan secara perlahan-lahan air dari langkah 4 ke dalam bak penyaring (endapan jangan sampai ikut) Tampunglah air hasil penyaringan.
e.    Langkah yang terakhir tambahkanlah kurang lebih 50 mg kaporit.

4.    Pertanyaan
a.    Setelah air kotor diaduk dengan tawas bagaimana keadaannya ?
b.    Bagaimana keadaan air hasil penyaringan?

Penjernihan Air dengan Teknik Sederhana


Air bersih diperoleh dari air kotor dengan cara diolah. Pengolahan air bersih ini berdasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi (penyerapan). Tentu kalian masih ingat bahwa koloid adalah salah satu jenis campuran.
Pada proses pengolahan atau penjernihan air, air sungai atau air sumur yang keruh karena mengandung lumpur koloidal atau barang kali juga zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida dapat digunakan beberapa media penyaring yang bervarriasi jenisnya.
Untuk menjemihkan air kotor ada beberapa cara. Tetapi yang paling banyak dikenal yaitu teknik penyaringan, pengendapan. dan penyerapan. Bahan yang dipakai untuk ketiga teknik tersebut juga berbeda-beda. Pasir, jjuk, arang batok. kerikil, tawas, bubuk kapur, kaporit, dan bahkan batu bisa dimanfaatkan secara efektif untuk menjernihkan air kotor. Biasanya bahan-bahan itu dipakai secara bersamaan. Jarang sekali orang bisa memperoleh air jernih dengan hanya memanfaatkan satu media penyaring saja.
Kecuali tawas, bubuk kapur, dan kaporit, seluruh media penyaring berfungsi untuk  mengendapkan dan menyerap bahan pencemar yang terdapat di dalam air kotor. Pasir, kerikil, dan ijuk merupakan media pengendap; sedangkan arang batok merupakan penyerap. Dibandingkan kerikil dan ijuk, pasir dan arang batok memiliki fungsi lebih besar. Untuk lebih jelasnya berikut jenis-jenis media penyaring akan dijelaskan. Ikutilah penjelasannya dengan baik agar kalian dapat mencoba mempraktekkannya sendiri di rumah.

1.    Pasir
Saringan yang mempergunakan media pasir bertujuan untuk mengurangi kandungan lumpur dan bahan-bahan padat yang ada di dalam air yang keruh. Ukuran pasir yang dipakai sebagai media penyaring bermacam-macarn, bergantung pada jenis bahan pencemar yang akan disaring. Pengamatan tentang bahan padat yang terapung, seperti potongan kayu, dedaunan,sampah,dan kekeruhan air perlu dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan ukuran butiran pasir yang akan digunakan. Semakin besar bahan padat yang perlu disaring, semakin besar pula ukuran pasir yang digunakan.
Umumnya, air kotor yang akan disaring oleh pasir mengandung bahan padat dan endapan lumpur. Karena itu, ukuran pasir yang dipakai pun tidak terlalu besar. Yang lazim dimanfaatkan ialah pasir berukuran 0,2 mm — 0,8 mm.
Berdasarkan ukuran pasir, maka dapat dibedakan dua tipe saringan pasir, yakni saringan cepat dan saringan lambat.Saringan cepat dapat menghasilkan air bersih sejumlah 1,3— 2,7 Iiter/m3/detik. Diam­eter pasir yang dipakai 0,4 mm — 0,8 mm dengan ketebalan 0,4 m — 0,7 m. Saringan pasir lambat menghasilkan air bersih 0,034 — 0,10 Iiter/m3/detik. Diameter pasir yang dipakai  yaitu sekitar 0,2 mm — 0,35 mm dengan ketebaian 0,6m— 1,2 m. Saringan pasir hanya mampu menahan bahan padat terapung. Ia tidak bisa menyaring virus atau bakteri pembawa bibit penyakit. Itulah sebabnya air yang sudah melewati saringan pasir masih tetap harus disaring lagi oleh media lain. Saringan pasir ini harus dibersihkan secara teratur pada waktu-waktu tertentum, apabila dianggap sudah tidak layak digunakan karena air yang disaring memperlihatkan kekeruhan.

2.    Arang batok
Arang batok ialah arang yang berasal dari tempurung kelapa yang dibakar sampai menjadi arang. Kalau tidak ada tempurung kelapa, arang yang berasal dari pembakaran kayu juga dapat digunakan.
Selain menyerap bahan-bahan kimia pencemar air, arang batok berbentuk butiran juga bisa menahan benda-beda padat yang mengotori air. Namun, fungsi utarnanya tetap untuk mengurangi wama dan bau air kotor.
Ada dua bentuk arang batok yang bisa dipakai. Pertama butiran berdiameter 0,1 mm. Kedua berbentuk bubuk berukuran 200 mesh. Masing-masing bentuk memiliki kelemahan.
Karena berfungsi sebagai penyerap mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang terkandung di air kotor, setelah beberapa waktu, arang batok ini sudah tidak efektif lagi. Ciri ketidakefektfannya ialah air yang tersaring sudah tidak begitu jernih lagi. Bila itu terjadi, arang batok perlu dicuci dengan air bersih atau bahkan harus diganti dengan yang baru. Arang batok butiran dapat di aktifkan lagi melalui pembakaran ganda.
Kendati demikian, pemakaian arang batok berbentuk butiran tetap lebih sederhana daripada bentuk bubuk. Soalnya, pemakaian arang batok berbentuk bubuk memerlukan bak penampung yang dilengkapi pengaduk. Pemakaian bubuk juga tidak akan efisien bila bubuk yang telah dipakai tidak bisa didaur ulang dengan mudah supaya bisa dipakai lagi.
Dibandingkan arang berbentuk butiran, proses penyerapan mikroorganisme lebih cepat terjadi pada bentuk bubuk. Teknik pelaksanaannya ialah dengan menaburkan bubuk itu ke bak berisi air kotor. Setelah diaduk, lama kelamaan bubuk akan mengendap sambil membawa bahan-bahan kimia pencemar.
Untuk mempercepat proses pengendapan, kadang-kadang diperlukan campuran bahan pengendap lain. Bubuk ini memang masih bisa dipakai lagi. tetapi sebelumnya harus dipanaskan terlebih dahulu dengan teknik tertentu.

3.    Media  Penyaring lain
Selain pasir dan arang batok. media penyaring lain yang banyak dipakai di pedesaan ialah ijuk dan kerikil. Ijuk dan kerikil dipakai bersamaan dengan pasir dan arang. Umumnya ijuk diletakkan pada lapisan paling atas atau di lapisan kedua, sedangkan kerikil diletakkan di dasar wadah.
Masih banyak penyaring yang bisa dipakai untuk menjemihkan air kotor. Misalnya, zeolit, perlit, dan logam tahan karat Pemakaian zeolit dan perlit sama saja dengan pemakaian pasir atau arang batok. Logam tahan karat dipakai dalam bentuk saringan.
Saringan inilah yang akan ‘menangkap’ lumpur dan air kotor, sementara air yang sudah bebas dan lumpur masuk ke dalam bak. Zeolit, perlit, dan logam tahan karat tidak begitu cocok dipakai didaerah pedesaan lantaran relatif mahal dan tidak mudah didapat
Supaya berfungsi dengan baik, seluruh media penyaring tadi harus tetap dalam kondisi basah. Jangan sampai kering karena dapat mengakibatkan kematian bakteri pengurai. Cara terbaik ialah dengan mengatur arus air sehingga selalu ada air yang mengalir.
Sebelum air masuk ke bak-bak penyaring, ada baiknya air disaring dahulu   dengan    kain atau kawat kassa.    Perlakuan ini akan mengurangi risiko tersumbatnya pipa saluran air. Selain itu, media penyaring bisa dipakai lebih lama, Artinya, jarak waktu membersihkan media semakin panjang.
Sebaiknya pembersihan media penyaring tidak dilakukan terlalu sering. Tujuannya agar bakteri pengurai yang tumbuh di media bisa bertambah banyak, sehingga proses penyaringan berjalan lebih bagus. Agar media penyaring tidak cepat ditumbuhi lumut, tutup bagian atas bak penyaring.

4.    Kapur, tawas, dan kaporit
Kapur. tawas, dan kaporit biasa disebut koagulan karena bisa menimbulkan koagulasi. Koagulasi ialah proses panggumpalan melalui reaksi kimia.
Kapur. tawas. dan kaporit ini akan mengendap di dalam air bersama dengan bahan kimia pencemar air. Pengendapan terjadi bila zat-zat itu tercampur dengan baik di dalarn air. Karena itu, begitu diberi kapur/tawas/kaporit, air harus diaduk atau dialirkan melalui saluran yang berbelok-belok.
Air yang ditaburi kapur/tawas/kaporit masih harus disaring lagi. Tujuannya agar endapan yang timbul semakin bsrkurang. Jadi, penaburan tawas/kapur/kaporit biasa dilakukan pada bak penama. Selanjutnya, air disaring di bak berlainan dengan media penyaring campuran.
Bagaimana kalau sulit memperoleh kapur/tawas/kaporit? Untuk membersihkan air, scjak dahulu orang sudah mengenal khasiat tepung biji kelor. Biji kelor yang sudah tua ditumbuk sampai halus dan kemudian dimasukkan ke dalam air. Seliter air kotor bisa dibersihkan dengan sepuluh butir biji kelor.
Pemakaian tepung biji kelor sebagai bahan pembersih alami bukan monopoli penduduk Indonesia. Penduduk Sudan juga akrab dengannya. Di sana biji kelor juga ditumbuk Bubuk tersebut tidak langsung dimasukkan ke dalam air kotor, tetapi dilarutkan dahulu dalam sebotol air. Setelah dikocok selama 5 — 10 menit, larutan tepung biji kelor dltuangkan ke dalam air kotor. Diamkan selama satu jam. Selanjutnya air bersih siap dipakai.
Dilihat dari sumber dan volume air yang akan dijernihkan, pembuatan saringan air kotor bisa dibagi menjadi dua golongan besar. Pertama. air yang berasal dari sungai. danau. atau waduk. Volume air dari sumber itu jelas cukup banyak. sehingga memerlukan bak penampungan yang cukup besar. Kedua, air yang dipakai untuk keperluan keluarga. Artinya, volume air tidak terlalu banyak sehingga bak penampungan pun tidak perlu terlalu besar, seperti yang telah kalian lakukan pada kegiatan penjernihan air di atas.
Prinsip penjernihannya tetap sama, yakni melalui proses penggumpalan, pengendapan, dan penyaringan. Media penyaring yang dipakai pun sama. Yang berbeda. penyaringan air sungai/ danau/waduk akan memberi peluang lebih besar untuk menambah kandungan oksigen di dalam air. Hal ini terjadi karena kondisi lokasi yang lebih memungkinkan.
Dilihat dari bahan yang dipakai, ada tiga cara menjernihkan air kotor, yakni cara fisika, cara kimia, dan kombinasi cara fisika dan cara kimia. Cara fisika berarti tidak memakai bahan kimia. Cara kimia, sesuai dengan namanya memakai bahan kimia yang lazim, yakni kapur/tawas/kaporit. Cara ketiga berupa kombinasi cara fisika dan kimia.
Salah satu contoh susunan alat penyaring air sederhana, yang dapat digunakan untuk menyaring air sumur yang keruh, diperlihatkan pada Gambar berikut ini.









    Keterangan gambar:
    a.    sumber air                g.    15 cm ijuk seteba!
    b.    bak pengendap                h.    10 cm arang setebal 5 cm
    c.    bak penyaring                i.    pasir halus setebal 20 cm
    d.    bak penampung air bersih        j.    kerikil setebal 10 cm
    e.    ijuk setebal 10 cm            k.    batu/pecahan genting setebal 10     f.    pasir halus setebal                cm

Gambar 2.11 Alat penyaring air sederhana

Seluruh metoda penjernihan air bisa diterapkan dengan mudah. Hanya saja kesediaan teknologi ini bukan berarti bisa mengendorkan kepedulian kita terhadap pencemaran lingkungan, Betapapun langkah terbaik untuk mcmperoleh air bersih ialah dengan mencegah tercemamya sumber-sumbsr air. Langkah ini secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tak ada masyarakat sejahtera tanpa ada air bersih.

Kegiatan Pemisahan Campuran dengan cara penyulingan

 Kegiatan Pemisahan dengan cara penyulingan
1.    Tujuan kegiatan
Penyulingan merupakan salah satu cara  pemisahan campuran yang prinsipnya berdasarkan perbedaan titik didih. Kegiatan berikut bertujuan untuk membuat akuades (air suling) dari air garam dengan cara penyulingan.

2.    Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang harus kalian sediakan untuk melakukan kegiatan ini antara lain sebagai berikut :
a.    Selang karet/plastik 2 buah
b.    Gelas erlenmeyer 200 ml
c.    Gelas kimia 250 ml
d.    Alat pembakar
e.    Batu didih (pecahan porselin)
f.    Air teh 200 ml  2 buah
g.    Labu didih (labu penyulingan)
h.    Pendingin Liebig
i.    Prop gabus
j.    Thermometer
k.    Statif  2 buah
l.    Penjepit (klem)
m.    Garam dapur (1 sendok teh)

3.    Prosedur Kegiatan
a.    Ambillah kurang lebih 200 ml air teh, dan tambahkanlah 1 sendok teh garam dapur. kemudian aduklah sampai seluruh garam benar-benar larut akhirnya masukkanlah ke dalam labu didih.
b.    Selanjutnya susunlah alat penyulingan seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini














Gambar 2.10 Cara menyusun alat penyulingan

c.    Setelah peralatan terpasang dengan benar sesuai seperti yang terlihat pada gambar di atas, selanjutnya, Alirkanlah air pendingin. Panaskanlah labu didih. Perhatikanlah kenaikan suhu pada thermometer.
d.    Catatlah suhu pada saat destilat yang pertama diperoleh dan suhu yang tetap selama penyulingan, Lanjutkan penyulingan sampai diperoleh kurang lebih 50 ml destilat. Pada kegiatan penyulingan ini kalian boleh mencicipi distilat yang diperoleh asal sebelumnya  tangan dicuci terlebih dahulu untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan.


4.    Pertanyaan 
a.    Berikanlah alasan kalian, mengapa pada kegiatan di atas, aliran air pendingin             dibuat berlawanan dengan arah aliran destilat?
b.    Apakah distilat yang kalian peroleh dalam keadaan jernih dan tawar? Jika demikian keadaannya, jelaskan mengapa distilat itu tidak berwarna dan tidak asin.
c.    Apabila kalian membutuhkan akuades, tetapi persediaan habis, sebaiknya manakah yang lebih baik untuk digunakan sebagai pengganti, air hujan atau air leding? Berikanlah alasan dari jawaban kalian!

Permurnian Produk Industri Melalui Pemisahan


Banyak produk industri yang diolah atau dimurnikan melalui proses pemisahan. Proses-proses ini ada yang secara sederhana, ada juga yang menggunakan proses lebih canggih. Contoh pemurnian produk industri yang dilakukan dengancara pemisahan ini adalah sebagai berikut:

1.    Pemurnian garam dapur
Garam dapur dipisahkan dari air laut dengan cara penguapan, yaitu air laut diuapkan sampai habis dan akan tersisa garamnya. Selanjutnya di pabrik, garam dipisahkan dari kotoran atau pasir dengan cara melarutkan garam dalam air, kemudian filtratnya disaring dan diuapkan lagi.

2.    Pemurnian minyak atsiri
Minyak atsiri atau minyak wangi diolah dengan cara destilasi ekstrak tumbuhan, misalnya daun atau bunga. Caranya dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini.










Gambar 2.8 Pemurnian minyak atsiri

3.    Pemisahan minyak bumi
Minyak bumi seperti telah dikatakan di atas, dipisahkan menjadi beberapa fraksi dengan cara destilasi bertingkat. Cara pemisahan minyak bumi dengan menggunakan destilasi bertingkat diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
















Gambar 2.9 Penyulingan minyak bumi dengan cara destilasi bertingkat

   

Kegiatan Menyaring dan Mengkristalkan Campuran

Kegiatan Menyaring  dan Mengkristalkan
1.    Tujuan Kegiatan
    Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memisahkan campuran adalah penyaringan dan pengkristalan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuktikan bagaimana cara memisahkan campuran yang dilakukan dengan cara penyaringan dan pengkristalan

2.    Alat dan Bahan
    Peralatan dan bahan yang harus kalian sediakan untuk melakukan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a.    Gelas kimia 100 ml
b.    Gelas erlenmeyer 100 ml
c.    Corong dan kertas saring
d.    Kaki tiga
e.    Segi tiga
f.    Pembakar spiritus
g.    Batang pengaduk
h.    Cawan porselin (pinggan penguapan)
i.    Kristal garam dapur kotor
j.    Pasir

3.     Prosedur Kegiatan
a.    Pertama-tama campurkanlah kurang lebih 2 gram garam dapur (NaCl) kotor dengan kurang lebih  1 gram pasir dalam gelas kimia kemudian tambahkanlah air kurang lebih 10 ml lalu aduklah hingga semua garam benar-benar larut.
b.    Kemudian lipatlah kertas saring dan masukkan ke dalam corong. Tanyakan pada guru kalian bagaimana cara melipat kertas saring yang benar.
c.    Selanjutnya saringlah campuran pada langkah pertama dan tampunglah filtratnya ke dalam gelas erlenmeyer. Perhatikan filtrat yang diperoleh, jernih atau dalam keadaan keruh ? lakukanlah pengamatan terhadap residu yang terdapat pada kertas saring, zat apakah itu (pasir atau garam)?
d.    Kemudian tuangkanlah kira-kira 5 ml filtrat yang diperoleh pada langkah ketiga di atas ke dalam pinggan penguapan kemudian panaskan dengan menggunakan pembakar spiritus sampai benar-benar kering. Dan biarkanlah sampai menjadi dingin. Jika kaliajn melakukannya dengan benar nantinya akan diperoleh kristal garam dapur yang berwarna putih.

4.    Pertanyaan
    Sebutkanlah alasan kalian! Mengapa garam pada kegiatan di atas tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan menggunakan cara penyaringan?

Kegiatan Memisahkan Campuran dengan Cara Kromatografi Kertas

Kegiatan Memisahkan Campuran dengan Cara Kromatografi Kertas
1.    Tujuan kegiatan
    Kromatografi Merupakan pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perembesan (perbedaan koefisien difusi). Kegiatan ini bertujuan untuk membuktikan bagaimana zat-zat warna tinta dipisahkan dengan menggunakan cara kromatografi kertas.
2.    Alat dan Bahan
    Peralatan dan bahan yang harus kalian sediakan untuk melakukan kegiatan ini adalah sebagai berikut  :
    a.    Gelas pembiak (gelas yang agak tinggi)
    b.    Kertas saring
    c.    Lidi
    d.    Tinta yang larut dalam air yang berwarna hitam, biru dan merah
    e.    Air
3.    Prosedur  Kegiatan
    a.    Sediakanlah kertas saring yang berukuran 4 x 14 cm2.
    b.    Kemudian Tarik lah satu garis dengan pensil yang kurang lebih 1 cm dari salah         satu ujungnya.
    c.    Buatlah dengan menggunakan tinta hitam sebuah noda pada garis itu lalu biarkan         mengering.
    d.    Kemudian gantungkanlah kertas tadi dengan sebatang lidi pada gelas pembiak.
    e.    Aturlah ketinggian kertas saring sehingga ujungnya tidak mengenai dasar gelas         seperti terlihat pada gambar berikut.
f.    Selanjutnya, Isilah gelas pembiak dengan menggunakan air         kurang lebih setinggi 1 cm (permukaan air tidak boleh             mengenai noda tinta). Nantinya air akan merambat naik dan         menguraikan zat-zat warna tinta. Lalu keluarkanlah kertas         saring itu dari gelas pembiak jika air sudah sampai ke ujung         atas (lidi) dan biarkan mengering. Berapa jenis warna akan         kalian dapati pada tinta hitam itu?
g.    Lakukanlah prosedur kerja yang sama untuk tinta yang             berwarna biru dan merah.


4.    Pertanyaan
Mengapa zat-zat warna yang terdapat pada tinta terpisah pada kegiatan kromatografi kertas? Berikanlah alasan dari jawaban kalian!

Cara Pemisahan Campuran Homogen atau Larutan

Pemisahan Campuran Homogen atau Larutan
Campuran homogen atau larutan dapat dilakukan pemisahannya dengan  beberapa cara, antara lain dengan destilasi, kromatografi, kristalisasi, dan sublimasi. Untuk lebih jelasnya masing-masing akan dijelaskan berikut ini.
a.    Cara Destilasi
Cara Distilasi atau penyulingan merupakan proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih dari zat cair yang membentuk campurannya. Zat yang memiliki titik didih rendah atau yang mudah menguap, uapnya dialirkan, diembunkan, dan ditampung pada tempat khusus. Air yang diperoleh dari hasil penyu!ingan dikenal sebagai akuades (berasal kata “aquadestilata”}. Teknik distilasi juga diterapkan pada pemisahan komponen dari minyak bumi dengan cara distilasi-bertingkat.
Sebagai salah satu contoh pemisahan campuran dengan cara destilasi yang sederhana yaitu pemisahan campuran  air teh . Alat-alat destilasi secara sederhana untuk memisahkan campuran air teh dirangkaikan seperti dapat kalian lihat pada gambar berikut .
Pada saat air teh mendidih di dalam labu destilasi seperti terlihat pada gambar di atas, hanya air yang menguap dan meninggalkan teh sebagai residu. Uap air menjadi dingin pada tabung pendingin dan bergabung membentuk air murni yang menetes keluar.
Berbeda halnya jika kalian akan melakukan pemisahan larutan yang terdiri dari beberapa larutan, cara destilasi yang digunakan, yaitu destilasi bertingkat. Proses destilasi  bertingkat dapat kita temui pada pemisahan minyak bumi.

b.    Kromatografi
Cara pemisahan yang dilakukan dengan kromatografi umumnya digunakan untuk memisahkan larutan dengan volume yang sedikit. Ada beberapa cara kromatografi, namun salah satu cara yang paling sering digunakan adalah kromotografi kertas. Caranya dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini.
Cara Kromatografi ini sering digunakan untuk melakukan analisis campuran pada pekerjaan yang berhubungan dengan biologi. Dcngan analisis ini akan didapat zat-zat yang terkandung pada campuran, misalnya pemisahan asam amino dari protein dan pemisahan logam dari mineral. Sebagai contoh yang sederhana adalah menyelidiki tinta hitam seperti yang diperlihatkan caranya pada gambar di atas.
Kertas kromatografi diberi tanda tinta hitam, digantungkan di atas gelas kimia berisi air seperti pada gambar di atas. Tinta hitam akan terpisah menjadi warna-warna yang berbeda dan naik mengikuti resapan air pada kertas. Noda-noda warna yang terjadi adalah warna-warna yang terkandung dalam tinta hitam tersebut.













Gambar 2.4 Cara pemisahan larutan dengan Kromotografi kertas
c.    Kristalisasi
Cara pemisahan dengan kristalisasi diterapkan berdasarkan kelarutan zat. Kemampuan melarut suatu zat dalam sejumlah pelarut adalah tertentu dan berbeda-beda; maka dengan mengurangi jumlah pelarutnya, sebagian zat terlarutnya akan muncul sebagai kristal. Pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan cara menguapkan pelarutnya secara perlahan atau dibantu melalui pemanasan. Kristal yang terbentuk selanjutnya dapat dipisahkan dari cairannya melalui penyaringan, dan kristal kemudian dikeringkan.
Yang dimaksud kristal yaitu partikel padat dengan bentuk-bentuk tertentu. Kristal dapat terjadi pada saat larutan jenuh didinginkan atau diuapkan.Proses pembentukan kristal ini disebut kristalisasi. Kristalisasi digunakan untuk memisahkan partikel padat pada suatu larutan. Contohnya: pemisahan kristal garam dapur dari air garam dan pemisahan kristal kalium nitrat dari larutannya.

1)    Kristalisasi kalium nitrat dengan cara mendinginkan larutan.








    larutan jenuh                          didinginkan sampai 40°C         didinginkan sampai 20°C
    pada 60°C tak ada kristal       beberapa kristal                         Banyak kristal

Gambar 2.5 Cara Kristalisasi kalium nitrat

2)    Kristalisasi garam dapur dengan pemanasan.
Cara kristalisasi garam dapur dengan pemanasan yaitu dengan cara larutan garam dipanaskan sampai mendidih dan airnya menguap sampai diperoleh kristal garam. Cara ini menghasilkan kristal yang kecil-kecil. Jika menginginkan kristal yang bcsar, penguapan harus dilakukan secara perlahan-lahan. Gambar cara kristalisasi garam dapur dengan pemanasan seperti dapat kalian lihat pada gambar berikut.







Gambar 2.6 Cara Kristalisasi garam dapur dengan pemanasan
d.    Sublimasi
Cara pemisahan campuran dengan menggunakan cara sublimasi digunakan untuk memisahkan campuran yang salah satu komponennya dapat menyublim, misalnya campuran garam dapur dan iodium. Pada waktu campuran garam dapur dan iodium dipanaskan, iodium akan menguap, sedangkan garam dapur tidak. Iodium dapat dipisahkan dengan mendinginkannya. 

Pemisahan campuran heterogen atau suspensi

Pemisahan campuran heterogen atau suspensi
Campuran heterogen dapat dipisahkan dengan beberapa cara sebagai berikut.
a.     Cara Penyaringan
Teknik ini diterapkan bergantung pada sifat campuran, Saringan dapat berupa ayakan atau kertas saring dengan ukuran pori-pori saringan yang dikehendaki. Air lumpur atau air keruh dapat disaring menggunakan kertas saring-halus.
Untuk suspensi yang sangat halus digunakan kertas saring yang halus, seperti dapat kalian caranya pada gambar yang diperlihatkan berikut ini.





b.    Centrifugal
Cara Centrifugal, pemisahan campuran dengan cara memutarkan campuran di dalam alat centrifugal sampai terjadi pengendapan.
c.    Menarik dengan magnet
Pemisahan campuran dengan cara ini biasanya dilakukan pada campuran besi dan belerang, seperti dapat kalian lihat pada gambar berikut ini.



            



Gambar 2.2 Pemisahan campuran dengan bantuan magnet

Monday 17 October 2016

Penggunaan Perubahan Fisis dan Perubahan Kimia dalam Industri dan Kehidupan Sehari-hari

Penggunaan Perubahan Fisis dan Perubahan Kimia dalam Industri dan Kehidupan Sehari-hari
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia sering melakukan perubahan-perubahan pada materi, baik perubahan kimia maupun fisis. Perubahan-perubahan ini bisa dilakukan secara sederhana atau besar-besaran.
Berikut ini contoh penggunaan perubahan fisis dan pembahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
1.   Penggunaan Perubahan Fisis
Beberapa penggunaan perubahan fisis, antara lain sebagai berikut.
a.    Pembuatan es mulai dari es batu, es lilin, sampai es krim dengan teknik pembekuan.
b.    Penggunaan pewangi ruangan dan pewangi pakaian dari kamper berdasarkan sifat menyublim.
c.    Pembuatan LPG untuk bahan bakar gas dengan teknik pemampatan gas menjadi cair.
2.   Penggunaan Perubahan Kimia
Beberapa penggunaan perubahan kimia, antara lain sebagai berikut.
a.    Pengolahan makanan, misalnya pembuatan tape dari singkong, pembuatan minuman dari sari buah-buahan, serta pembuatan tempe dan oncom dengan proses peragian.
b.    Industri logam, tekstil, pupuk, dan obat-obatan, serta kimia dasar.
c.    Pencegahan perubahan yang tidak diinginkan.
d.    Mengatasi limbah
e.    Pengolahan sumber energi.

Kegiatan Mengelompokkan Perubahan Materi (perubahan fisika dan perubahan kimia)

 Kegiatan Mengelompokkan Perubahan Materi (perubahan fisika dan perubahan kimia)
1.    Teori dan tujuan Kegiatan
    Perubahan materi dibedakan atas perubahan fisis dan perubahan kimia. Pada perubahan kimia terbentuk zat baru, sedangkan perubahan fisis hanya merupakan perubahan bentuk atau perubahan wujud. Pada kegiatan ini kalian akan mengamati dengan seksama berbagai jenis perubahan materi tersebut.
2.    Alat dan Bahan
    Peralatan dan bahan yang dipergunakan untuk keperluan kegiatan ini antara lain adalah sebagai berikut :
a.    Tabung reaksi dan rak tabung
b.    Kawat nikrom
c.    Pembakar spiritus
d.    Lilin
e.    Tang besi
f.    Serbuk belerang
g.    Penjepit tabung
h.    Gula pasir
i.    Spatula baja
j.    Pita magnesium
   
3.    Prosedur Kerja Kegiatan
    Ikutilah langkah-langkah kerja berikut ini :
a.    Nyalakan lilin dan amati lilin yang menyala itu. Apakah lilin yang menyala menyerap atau membebaskan kalor? Masukkan spatula baja ke dalam nyala lilin selama beberapa detik. Amatilah spatula itu, apakah terbentuk zat baru pada lilin yang menyala ?
b.    Masukkan kira-kira 2 gram potongan-potongan lilin ke dalam sebuah tabung reaksi. Dengan menggunakan penjepit tabung, panaskanlah tabung itu hingga lilin di dalamnya meleleh. Kemudian biarkan tabung beserta isinya menjadi dingin. Apakah lilin yang meleleh menghasilkan zat yang baru?
c.    Lakukan seperti percobaan 2 di atas dengan
    1).    serbuk belerang
    2).    gula pasir (gula pasir dipanaskan hinga gosong) Amatilah baik-baik apakah pada kedua proses tersebut terbentuk zat baru?
d.    Ambillah sedikit serbuk belerang dengan spatula baja, kemudian bakar (tetap pada spatula baja). Perhatikan belerang yang terbakar itu. Cium bau gas yang terbentuk (Tanyakan pada guru Anda cara mencium gas). Apakah belerang yang terbakar menghasilkan zat baru?
e.    Panaskan kawat nikrom pada nyala spiritus hingga berpijar, kemudian biarkan menjadi dingin. Periksalah apakah kawat nikrom berubah menjadi zat lain?
f.    Ambil pita magnesium sepanjang 10 cm. Jepit salah satu ujungnya dengan tang besi. Kemudian bakar ujung yang satu lagi pada nyala spiritus hingga mulai berpijar. Keluarkan pita magnesium yang berpijar dari nyala spiritus (tetapi tetap dijepit). Jangan tatap langsung pita magnesium yang berpijar itu. Setelah pijarnya padam, amatilah abu yang terbentuk. Apakah abu itu sama dengan magnesium mula-mula?
g.    Potonglah pita magnesium sepanjang 10 cm kemudian masukkan ke dalam sebuah
    tabung reaksi. Tambahkan 10 mL larutan HCI IM ke dalamnya. Perhatikan peristiwa yang terjadi. Setelah reaksi berhenti tuanglah larutan dalam tabung reaksi itu ke dalam cawan porselin, kemudian uapkan hingga kering. Apakah Anda menemukan logam magnesium kembali?

4.    Pertanyaan:
    a.    Kelompokkan proses-proses yang terjadi pada kegiatan di atas ke dalam                 perubahan fisis atau perubahan kimia.
    b.    Jelaskan alasan kalian untuk pengelompokan yang dibuat itu!

Perubahan Kimia

Perubahan Kimia
Contoh perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari yaitu proses perkaratan, dan pembakaran. Bagaimana perubahan ini terjadi?
Perkaratan terjadi pada besi yang tidak dilindungi. Karat besi merupakan persenyawaan antara besi dengan oksigen dalam keadaan udara yang lembap. Oleh karena itu, karat berbeda dengan besi.
Contoh perubahan kimia yang lain yaitu lilin dibakar. Pada waktu lilin dinyalakan sumbunya, mula-mula lilin meleleh, kemudian menguap membentuk gas dan uap air. Lilin dan gas yang terjadi merupakan materi yang sifatnya berbeda.
Proses metabolisme pada tubuh kita juga merupakan perubahan kimia karena pada proses ini makanan yang dimakan mengalami berbagai perubahan sampai timbul energi. Semua yang dihasilkan berbeda sifatnya dengan makanan yang awal mulanya kita makan.
Dengan mengamati perubahan pada contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat baru.
Dari apa yang dijelaskan di atas mengenai perubahan fisika dan kimia, dapat diambil kesimpulan adanya perbedaan di antara  perubahan fisis dan perubahan kimia. Perbedaan itu antara lain  adalah sebagai berikut.
1.    Perubahan f’isika
    a.    Tidak terbentuk zat baru
    b.    Sifat zat baru sama dengan zat asal.
    c.    Zat baru dapat kembali seperti semula
2.    Perubahan kimia:
    a.    Menyebabkan terbentuknya zat baru., (Jika dua materi berbeda sifat fisis maupun         sifat kimianya; berarti kedua materi itu berbeda jenisnya. Oleh karena itu bila             suatu materi mengalami perubahan dan hasilnya berupa materi yang berbeda             baik sifat fisis maupun sifat kimia dari materi asal, maka dikatakan materi yang             terbentuk itu merupakan zat baru.)
    b.    Sifat zat baru berbeda dengan zat asal.
    c.    Bersifat kekal. (Kekal dapat diartikan bahwa materi hasii perubahan bersifat             tetap dan tak dapat kembali menjadi zat semula. Biasanya zat asal dapat diperoleh         kembali dengan cara melalui reaksi kimia juga. Jadi perubahan kimia                      menghasilkan materi yang sifatnya tetap atau kekal.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa bila suatu materi mengalami perubahan dengan menghasilkan materi baru yang sifatnya kekal (baik fisis dan kimia) berarti materi itu mengalami perubahan kimia; atau reaksi kimia telah terjadi.

Memahami Pengertian Zat


Tahukah kalian apakah yang dimaksud dengan zat? Untuk memahami mengenai zat, perhatikanlah ilustrasi berikut ini dengan seksama!
Suatu materi yang tidak murni, melalui beberapa cara pemisahan dapat dipisahkan atau  dimurnikan kembali dari campurannya; misalnya melalui cara penguapan, cara penyaringan, cara tarikan magnet, dll. Cara-cara ini dapat diterapkan bergantung pada sifat campurannya.
Sebagai contoh, campuran serbuk besi dan serbuk belerang dapat dipisahkan besinya dengan menggunakan magnet sehingga besinya memisah dari belerang karena menempel pada magnet. Sedangkan air sumur dapat kita uapkan melalui pemanasan untuk memperoleh air murni. Materi seperti besi, belerang, dan air inilah yang digolongkan sebagai zat. Contoh lain dari materi di sekitar kita yang tergolong zat adalah gula, alkohol, tembaga, emas, oksigen, nitrogen, dan asam sulfat. Dapatkah kalian menyebutkan contoh lain materi yang tergolong zat di lingkungan sekitar? Coba sebutkanlah!
Dari ilustrasi yang digambarkan di atas, Zat dapat kita didefinisikan sebagai materi yang bersifat tunggal dan homogen. Bersifat tunggal artinya hanya satu-satunya zat dan tidak ada zat lain selain dirinya; bersifat homogen artinya sifat di semua bagian zat itu bersifat serbasama baik sifat fisis yang meliputi wujud, warna. rasa, bau, maupun sifat kimianya yaitu rumus kimia, dan kereaktifannya.
Selanjutnya jika kalian perhatikan baik-baik bagan skematik klasifikasi materi secara sederhana di atas, tampak bahwa zat dapat dibedakan menjadi unsur dan senyawa.
Di atas telah diberikan contoh mengenai beberapa zat yang ada di lingkungan sekitar kita. Dari serangkaian contoh mengenai zat di atas, maka yang termasuk golongan senyawa adalah air, alkohol. asam sulfat, dan gula; sedangkan yang termasuk golongan unsur adalah besi, belerang, tembaga, emas, oksigen, dan nitrogen. Sekarang timbul pertanyaan, Bagaimanakah kita dapat menyimpulkan bahwa suatu zat adalah senyawa atau unsur? Untuk mendapatkan pemahaman mengenai hal ini berikut akan dijelaskan.

MENENTUKAN BESARAN SKALA KEASAMAN DAN KEBASAAN

MENENTUKAN BESARAN SKALA KEASAMAN  DAN  KEBASAAN
Kertas lakmus atau cairan yang digunakan sebagai indikator tidak bisa menentukan kekuatan asam dan basa. Besaran skala  keasaman dan kebasaan disebut dengan skala  pH. Konsep pH diusulkan pertama kali oleh Sorensen. Sorensen adalah ilmuwan kimia yang berasal dari Denmark. Konsep pH  menyatakan banyaknya  ion H+ yang ada pada larutan.
pH adalah bilangan yang digunakan untuk menyatkan tingkat keasaman suatu larutan, yaitu konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam larutan tersebut.Penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa air murni memiliki daya hantar listrik meskipun sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa air murni memiliki sedikit sifat elektrolit dan sebagian kecil molekul air dapat terionisasi. Dalam satu liter air murni  terkandung ion H+ dan OH- masing-masing sebanyak sepersepuluh juta mol. Jika kita memberikan larutan asam ke dalam air tersebut, maka  ion H+ akan bertambah dan ion OH- akan berkurang. Sebaliknya jika kita memberikan larutan basa ke dalam air, maka ion H+ akan berkurang dan ion OH- akan bertambah. Jadi  besarnya konsentrasi ion H+ merupakan salah satu ukuran untuk menentukan keasaman dan kebasaan suatu larutan.
Untuk menentukan besaran  keasaman dan kebasaan diperlukan alat lain. Alat yang biasa digunakan adalah indikator universal atau pH meter atau pH meter elektronik.
Indikator universal dapat berupa kertas atau cairan. Cara menggunakan indikator universal adalah dengan cara meneteskan cairan indikator pada larutan atau kalau berupa kertas dengan cara meneteskan larutan pada kertas. Warna yang muncul kemudian dicocokan dengan standar warna yang telah ditentukan.Indikator universal yang dijual di pasaran selalu dilengkapi dengan peta warna yang menunjukkan nilai pH tertentu.
Adapun untuk alat  pengukur pH digital , angka yang tertera di layar kaca langsung menunjukkan besarnya nilai pH pada larutan tersebut.
Standar warna yang telah ditentukan menunjukkan skala pH. Angka skala pH berada pada angka 1 sampai 14. Skala 1 - 6 menunjukkan bahwa larutan bersifat asam. Skala 7 menunjukkan bahwa larutan bersifat netral. Dan skala 8-14 menunjukkan bahwa larutan bersifat basa.







Gambar 2.7 Alat pengukur pH

MENENTUKAN SIFAT ASAM, BASA, DAN GARAM DENGAN INDIKATOR

MENENTUKAN  SIFAT  ASAM, BASA, DAN GARAM DENGAN INDIKATOR
   Asam, basa, dan garam memiliki sifatnya masing-masing. Misalnya basa rasanya pahit,berlendir, dan licin. Asam rasanya masam, dan bersifat korosif..  Para ilmuwan dari zaman dahulu telah  berhasil membedakan asam, basa, dan garam berdasarkan sifat larutan. Tetapi  untuk mengetahui bahwa zat termasuk basa, asam, atau garam jangan mencicipi secara langsung atau menyentuhnya. Sebab pada umumnya kebanyakan bahan kimia beracun, dan ada larutan asam, basa, dan garam yag larutannya  sangat keras, sehingga dapat membahayakan. Untuk menentukan kandungan bahan yang mengandung asam, basa atau garam perlu dilakukan pengujian.Pengujian dilakukan dengan menggunakan indikator. Indikator disebut juga dengan penguji atau penunjuk.
    Indikator yang biasa digunakan di laboratorium biasanya menggunakan kertas atau cairan Kertas yang digunakan dinamakan kertas lakmus. Dan cairan yang digunakan misalnya cairan fenolftalein, metil merah, dan metil jingga. Selain dengan menggunakan bahan kimia dan kertas, ada juga bahan alam yag dapat digunakan sebagai indikator.

1.     Kertas Lakmus
    Kertas lakmus dapat membedakan larutan yang bersifat asam, dan yang bersifat basa. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah. Untuk melakukan pegujian  pada larutan yang bersifat asam, basa, dan garam dilakukan dengan  cara mencelupkan atau meneteskan larutan pada kertas lakmus. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus  biru berubah menjadi merah. Jika larutan bersifat basa, maka kertas lakmus  merah berubah menjadi biru. Sedangkan larutan yang bersifat garam tidak mengubah  warna kertas lakmus. Untuk membuktikan hal tersebut, marilah kita lakukan kegiatan di bawah ini.


       
   






        Gambar 2.4 Pengujian dilakukan degan cara mencelupkan kertas lakmus pada larutan

  Kegiatan          2
1.    Sediakanlah  alat dan bahan sebagai berikut.
    a.     kertas lakmus
    b.     alkohol
    c.      asam cuka
    d.     air kapur
    e.     larutan garam dapur
    f.    asam sulfat
    g.     kalium hidroksida
    h.     air jeruk
    i. air sabun
    j. soda api
2.     Teteskanlah  setiap  larutan pada kertas lakmus merah. Perhatikan perubahan yang terjadi pada kertas lakmus merah tersebut.
3.     Teteskanlah  setiap  larutan pada kertas lakmus biru. Perhatikan perubahan yang terjadi pada kertas lakmus merah tersebut.
4.     Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini.

   














Dari kegiatan di atas dapat ditarik kesimpulan seperti pada tabel di bawah ini.

   






2.     Indikator Berupa Cairan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa cairan yang digunakan sebagai indikator yang biasa digunakan  di laboratorium adalah fenolftalein, metil merah, dan metil jingga dan brom timol biru. Cara menggunakan cairan ini adalah dengan cara meneteskan  cairan indikator pada larutan yang akan diuji.



   








Gambar 2.5 Cara menggunakan indikator berupa cairan

Pengaruh cairan pada larutan asam, basa, dan garam dapat dilihat pada tabel di bawah ini:







Untuk membuktikannya marilah kita lakukan kegiatan di bawah ini:

  Kegiatan          3
1.    Sediakanlah  alat dan bahan sebagai berikut.
    a.     cairan fenolftalein
    b.     alkohol
    c.      asam cuka
    d.     air kapur
    e.     larutan garam dapur
    f.    asam sulfat
    g.     kalium hidroksida
    h.     air jeruk
    i.     air sabun
    j.     soda api
2.     Teteskanlah  cairan fenolftalein pada setiap larutan. Perhatikan perubahan yang terjadi.
3.     Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini!















3.     Indiktor Alam
Selain menggunakan kertas lakmus dan cairan fenolftalein, kamu juga bisa menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitarmu untuk membedakan larutan asam, dan basa. Beberapa  bahan yang dapat digunakan sebagai indikator adalah  buah arbei, daun mahkota bunga seperti kembang sepatu, bogenvile, mawar, kunyit, dan lain-lain.









   
            a.    Bougenvile                            b. Bunga rose

Gambar 2.6 Beberapa indikator alam

Untuk melihat bagaimana bahan dari tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai indikator, marilah kita melakukan kegiatan di bawah  ini.

  Kegiatan          4

1.     Sediakanlah mahkota kembang sepatu.
2.     Giling mahkota kembang sepatu dengan alkohol 10 %.
3.     Tambahkan beberapa tetes air murni.
4.     Saring dengan menggunakan kain kasa.
5.     Ekstrak yang kamu peroleh dapat dijadikan sebagai indikator.
6.    Lakukan hal yang sama pada jenis mahkota bunga yang lain. Perhatikanlah warna ekstrak yang diperoleh.
7.     Masukkan pada tabel pengamatan di bawah ini.










Cara menggunakan indikator ini adalah dengan cara meneteskan ekstrak bunga pada larutan yang akan diuji.  Ketika kamu meneteskan ekstrak pada larutan uji, kamu akan melihat perubahan warna dalam larutan.  Untuk membuktikannya cobalah kamu lakukan kembali kegiatan 3 dengan mengganti cairan fenolftalein dengan ekstark bunga. Hasil pengamatanmu buatlah dalam bentuk laporan.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT  DAN LARUTAN  NON ELEKTROLIT
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit? Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Benarkah larutan dapat menghantarkan listrik?Benar, larutan dapat menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu, kita sering mendengar agar kita jangan memakai alat listrik dalam keadaan basah. Tentunya juga kamu pernah mendengar ada orang mencari ikan dengan menggunakan arus listrik.
Untuk  lebih memahami lagi tentang larutan elektrolit, marilah kita lakukan kegiatan di bawah ini.
   Kegiatan        1
1.     Sediakanlah beberapa larutan seperti air murni (H2O), air ledeng, air cuka (CH3COOH), larutan gula pasir (C12H22O11), larutan garam dapur.
2.     Buatlah rangkaian seperti pada gambar.














3.     Tempatkan larutan pada gelas kimia.
4.     Celupkan elektroda pada gelas kimia.
5.     Perhatikanlah, apakah ada arus listrik yang mengalir?
        Catatan : Arus listrik mengalir ditandai dengan menyalanya lampu.
6.     Masukkan hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini.


   






Kegiatan di atas membuktikan bahwa ada larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dinamakan larutan elektrolit. Contoh larutan elektrolit adalah larutan asam, basa, dan garam. Sedangkan larutan yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan non-elektrolit. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik?
Zat-zat yang terdapat dalam larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dikarenakan zat-zat tersebut dapat terurai menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion).Ion-ion yang bermuatan listrik inilah yang menyebabkan daya hantar listrik. Di bawah ini akan diuraikan contoh-contoh ionisasi asam, basa, dan garam.
1.      NaCl bila dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi  Na+  dan Cl-.
   
2.     H2SO4   bila dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi  2H+ dan SO4=
   
3.     AgNO3 bila dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi  Ag+   dan  NO3-
   
Mengapa larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik? Jawabannya adalah karena zat-zat pada larutan non elekrolit tidak bisa terurai menjadi ion. Sehingga pada saat ada arus dilewatkan, tidak ada yang membawa muatan-muatan untuk melewati larutan tersebut.
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit ada dua  jenis yaitu :
1.     Larutan elektrolit kuat
    Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghasilkan banyak  ion. Karena pada saat larutan elektrolit kuat dilarutkan, hampir seluruh zat berubah menjadi ion.  Sehingga daya hantar listrik larutan elektrolit ini  baik. Contoh elektrolit kuat adalah HCl,  NaOh, H2SO4.
2.     Larutan elektrolit lemah
    Larutan elektrolit lemah  adalah larutan yang dapat menghasilkan sedikit  ion. Karena pada saat larutan elektrolit lemah  dilarutkan, hanya sebagian kecil zat pada larutan yang  berubah menjadi ion.  Sehingga daya hantar listrik larutan elektrolit ini  kurang baik. Contoh elektrolit  lemah  adalah CH3COOH, HCN, dan NH4OH.

Monday 29 August 2016

SOAL LATIHAN ZAT DAN WUJUDNYA

A.    Pilihlah  salah-satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang!
1.     Massa benda per satuan volume disebut....
    a.    berat  jenis
    b.        massa jenis
    c.    massa  jenis relatif
    d.    berat jenis relatif
2.     Perbandingan antara massa jenis suatu benda dengan massa jenis air disebut....
     a.    berat  benda
    b.        berat  jenis
    c.    massa  jenis  relatif
    d.    berat  jenis  relatif
3.      Massa  jenis air  dalam satuan Sistem Intemasional adalah....
    a.    1 kg/m3
     b.    1000 kg/m3
    c.    1 gram/cm2
    d.    1 gram/cm3
4.      Ukuran banyaknya zat yang terkandung pada sebuah benda adalah ....
    a.    volume
    b.    massa
    c.    berat
    d.    energi
5.      Gula yang dilarutkan dalam air disebut perubahan ....
     a.    kimia
    b.       fisika
    c.     wujud
    d.     energi
6.     Besi berkarat adalah salah satu contoh peristiwa perubahan....
    a.        wujud
    b.    fisika
    c.    berat
    d.    energi
7.     Perubahan kimia bersifat....
    a.    abadi
    b.    sementara
    c.        mekanik
    d.    listrik
8.     Oksigen termasuk....
    a.    senyawa
    b.    unsur
    c.    larutan
    d.    campuran
9.      Contoh campuran adalah.....
    a.    hidrogen
    b.    udara
    c.    garam dapur
    d.    air
10.     Molekul besi adalah....
a.        dapat dilihat
b.    dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
c.        dapat dilihat dengan mikroskop elektrik
d.       dapat dilihat meskipun dengan mikroskop yang terbaik

B.    Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat!
1.     Disebut perubahan apakah bila suatu zat diuraikan menjadi berapa atom dan perubahan apakah bila suatu zat diuraikan dalam bentuk molekul-molekul ?
2.     Mengapa zat padat mempunyai bentuk yang selalu letap?
3.     Mengapa zat cair mempunyai bentuk yang selalu berubah-ubah atau tidak tetap?
4.     Mengapa penguraian gas tidak terbatas pada ruang dan tempat?
5.     Mengapa air dapat membasahi dinding gelas, sedangkan raksa tidak?
6.     Jika sebuah kayu yang sama diukur dalam volume yang berbeda dan massa yang berbeda-beda pula. Apakah hasil bagi volume dan massanya selalu tetap?Jelaskanlah!
7.    Turunkanlah satuan massa jenis berdasarkan pengertian massa jenis!
8.    Sebutkanlah faktor-faktor yang menentukan nilai massa jenis!
9.     Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
    a.     perubahan kimia.
    b.     perubahan fisika
    Masing-masing berilah contoh!
10.    Jelaskan tentang klasifikasi zat!   

KLASIFIKASI ZAT

Klasifikasi Zat
Menurut salah satu sifat alam atau fisika, yakni daya hantar listrik zat dibagi dalam  tiga  jenis, yaitu konduktor, isolator, dan semikonduktor. Sementara menurut sifat kimianya,  zat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu unsur, senyawa, dan campuran.

1.    Unsur
Unsur adalah suatu zat yang molekul-molekulnya terdiri dari satu jenis atom dan  tidak dapat diuraikan menjadi zat lain dengan reaksi kimia biasa. Menurut hasil penelitian  di alam, unsur juga disebut unsur alam. Selain itu, ada pula yang disebut unsur buatan  (sintetis). Unsur buatan ini dibuat dari unsur yang ada, misalnya neptuniom dan plutonium,  sehingga  jumlah seluruhnya menjadi 103 unsur.
Unsur alam yang paling ringan adalah hidrogen, sedangkan yang paling berat adalah  uranium. Menurut hasil penelitian, sebagian besar kulit bumi terdiri dari unsur oksigen,  silikon, alumunium, besi, kalsium, kalium, dan magnesium. Di antara unsur-unsur  tersebut,  jumlah oksigenlah yang paling banyak. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari unsur  oksigen, hidrogen, dan karbon.

2.    Senyawa
Senyawa adalah unsur yang molekul-molekulnya terdiri dari atom yang  jenisnya lebih  dari satu dan dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuk melalui reaksi kimia. Misalnya  gula. Gula dikatakan sebagai suatu senyawa karena dapat diuraikan secara kimia menjadi  unsur-unsur pembentuk, yaitu karbon, oksigen, dan hidrogen.

3.    Campuran
Di dalam suatu campuran, zat-zat penyusun masih mempunyai sifat-sifat asli. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, zat-zat dapat dipisahkan dari campurannya. Misalnya, gula dan kopi. Pencampuran gula dan kopi masih jelas terlihat. Dengan demikian, persenyawaan tidak lagi memiliki sifat-sifat yang sama, melainkan lebih baru. Misalnya, besi dan belerang. Ketika keduanya dipanaskan pada tabung reaksi, terjadilah persenyawaan baru antara besi dan belerang.
Di dalam campuran, perbandingan bagian-bagian zat yang menyusunnya dapat diambil secara sembarang, kecuali pada larutan yang memiliki batas daya larut. Itulah sebabnya, pada senyawa perbandingan,berat zat-zat yang menyusunnya selalu tetap.
Pada suatu senyawa, akan terlihat jelas unsur-unsur molekul pembentuknya yang terdiri dari atom-atom tak sejenis. Misalnya, air dan gula. Air adalah persenyawaan antara oksigen dan hidrogen. Setiap molekul air terdiri dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen. Sementara gula adalah persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen. Setiap molekul gula terdiri dari 12 atom karbon, 22 atom hidrogen, dan 11 atom oksigen sehingga rumus kimianya adalah C12H22O11.

WUJUD DAN TEORI PARTIKEL ZAT

Wujud dan Teori Partikel Zat
Wujud zat dibagi dalam tiga macam, yaitu padat, cair, dan gas. Zat cair dan padat                mempunyai kesamaan sifat, yaitu hanya mengalami sedikit perubahan volume apabila                ditekan. Volume zat padat selalu sama bentuknya selama tidak ada pengaruh dari luar.
 Sebaliknya, zat cair berada dalam keadaan seimbang ketika dipengaruhi oleh  benda  bentuk apapun. Zat cair dan gas mempunyai beberapa sifat yang sama. Oleh karena itu, perubahan kedua bentuk zat ini tidak saling bertentangan. Dengan perkataan lain:

Sifat zat padat  : volume, dan bentuknya selalu tetap.


 Zat cair akan segera mengambil bentuk didalam bejana yang ditempatinya, sedangkan gas akan segera mengisi volume yang dimilikinya. Kedua zat itu tidak bereaksi terhadap gaya yang bekerja sejajar dengan lapisan permukaannya. Oleh sebab itu, bila ada sentuhan sedikit saja, kedua lapisan yang berdampingan akan bergerak antara satu terhadap lainnya.

Sifat zat cair volumenya tetap, bentuknya berubah-ubah sesuai dengan volume, dan bentuk wadah yang ditempatinya.

Perbedaan antara zat cair dan gas adalah volume zat cair selalu tetap dan tidak dapat dimanpatkan, sedangkan zat cair yang ada di dalam bejana terbuka mempunyai permukaan yang mendatar.

1.      Perubahan Wujud Zat
a.    Perubahan fisika
Adalah perubahan dari suatu tingkat wujud zat ke tingkat  wujud zat lainnya di mana susunan molekul zat itu tidak  mengalami perubahan. Dengan perkataan lain, perubahan fisika terjadi bila identitas zat itu tidak hilang. Sebaliknya, bila terjadi perubahan, yakni terjadi zat baru dengan sifat-sifat yang  juga  baru, perubahan seperti  itu disebut perubahan kimia. Ilmu yang mempelajari perubahan zat secara fisika ini disebut ilmu fisika (ilmu alam).
Beberapa contoh perubahan fisika adalah es berubah menjadi air (mencair), air berubah menjadi es (membeku), air berubah  menjadi uap air (menguap), dan gula larut dalam air. Air, es, dan uap air adalah zat yang sama  jenisnya, tetapi berlawanan  wujudnya.
Perubahan wujud dari cair menjadi padat disebut membeku, sebaliknya, dari padat menjadi cair disebut melebur. Perubahan wujud zat dari cair ke uap disebut menguap dan  dari uap air ke air disebut mengembun.Penguapan yang  terjadi di seluruh zat cair berarti zat cair itu larut ke dalam air, meskipun wujudnya tidak tampak lagi. Misalnya, gula, semula gula adalah zat padat, kemudian larut dalam air. Meskipun gula tidak tampak lagi, tetapi sifatnya tidak berubah, sehingga ketika kamu mencicipi air itu pasti terasa manis. Dengan demikian, di dalam perubahan wujud zat (melarut) terjadi perubahan yang panjang, pemuaian volume, dan zat yang dipanaskan.

b.     Perubahan  kimia
Adalah perubahan zat yang mengakibatkan terbentuknya zat jenis baru. Ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan kimia disebut ilmu kimia. Contoh perubahan  kimia adalah kayu terbakar dan air susu yang menjadi asam. Perubahan ini terjadi  karena terbentuknya zat baru. Misalnya, besi menjadi berkarat, pelapukan kayu, pernapasan, peruraian, persenyawaan, dan asimilasi.

2.        Teori Partikel Zat
 Salah seorang ahli teori fisika yang tertarik terhadap partikel zat adalali Johannes Frederick van der Waals (1837-1923). Van der Waals terkenal karena  penelitiannya tentang sifat zat cair dan gas. Ia  juga mempelajari teori termodinamika, teori kapiler, teori kinetika gas, dan kontinuitas unsur-unsur bersifat gas dan cair.
Hasil penelitian Van der Waals dirumuskan dalam bentuk teori, yaitu:
a.       Susunan benda terdiri dari molekul-molekul. Molekul adalah bagian dari zat terkecil     yang masih mempunyai sifat zat tersebut. Sedemikian kecilnya, sehingga kita tidak dapat melihat, dengan bantuan mikroskop optik yang paling baik sekalipun. Garis tengah  molekul  hidrogen  kira-kira 1,4 mikron, sedangkan 1 mikron kira-kira 0,001 milimeter. Dengan demikian, garis tengah molekul hidrogen kira-kira 0,000004 mm.
b.       Molekul saling tarik menarik. Gaya tarik-menarik di antara molekul sejenis disebut  kohesi, sedangkan yang tak sejenis disebut adhesi. Gaya kohesi antar molekul benda  dapat lebih besar dari pada benda cair dan gas.
c.        Molekul yang satu dipindahkan dari molekul lainnya oleh mata ruang kecil yang  disebut ruang intermolekul. Pada benda padat, letak molekul satu sama lain lebih berdekatan daripada benda cair, sedangkan pada gas berjauhan. Sebagaimana molekul, ruang intermolekul pun tidak dapat dilihat. Bila zat padat larut dalam zat cair, sebagian ruang intermolekul pun turut larut oleh zat yang dilarutkan.
d.       Molekul-molekul selalu bergerak atau bergetar. Pada benda padat, molekul- molekul hanya bergetar dalam satu kedudukan yang seimbang. Pada zat cair lebih bebas, sedangkan pada gas senantiasa berbenturan satu sama lain. Benturan ini disebabkan oleh zat yang mempunyai tekanan. Bila volume gas diperkecil.jumlah benturannya semakin besar sehingga tekanannya pun bertambah. Demikian pula bila dipanaskan, geraknya semakin bertambah besar sehingga jarak antar molekul juga bertambah besar. Itulah sebabnya, benda padat dapat memuai dan mencair.

Selain teori molekul yang dikemukakan oleh Van der Waals, ada  juga teori atom  yang  dikemukakan oleh John Dalton (1766-1844). Dalton adalah ahli fisika dan kimia  berkebangsaan Inggris yang telah berhasil mengadakan eksprimen dan merumuskannya  dalam bentuk teori atom (1803). Isi teori yang berkaitan erat dengan zat ini adalah:
a.      Atom adalah partikel terkecil dari unsur yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Secara kimia kata atom ini berasal dari atomas (bahasa Yunani) yang berarti tidak dapat dibagi-bagi. Pengertian atom sebagai bagian terkecil dari suatu zat telah dikenal oleh para ahli filsafat Yunani kuno, antara lain Leucipus (500 SM) dan Demokritus.
    Selain Dalton, ilmuwan lain yang juga mengkaji teori atom adalah Gay Lussac dan       Avogadro.
b.     Tiap unsur terdiri dari atom-atom yang sama dan sifatnya juga sama.
c.       Atom-atom biasanya berkelompok membentuk kesatuan yang disebut molekul, yaitu       bagian terkecil yang masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan zat induk dan dapat diuraikan ke dalam bentuk atom. Misalnya, atom oksigen (02 ), hidrogen (H2), dan nitrogen yang selalu berpasangan membentuk molekul. Ada pula unsur yang molekulnya terdiri dari dua atom atau lebih. Misalnya, belerang (molekulnya terdiri dari 8 atom) dan fosfor (molekulnya terdiri dan 4 atom). Molekul suatu unsur selalu terdiri dari atom-atom yang sama.

3.     Perubahan Fisika
Teori molekul selain menguraikan masalah atom juga menjelaskan perubahan fisika, tetapi tidak menjelaskan perubahan kimia. Isi perubahan fisika adalah:
a.    Zat padat yang mempunyai bentuk tetap, molekul-molekulnya sangat berdekatan. Gaya tarik-menarik antar molekul-molekul tersebut sangat besar sehingga tidak mudah  dicerai beraikan.
b.       Zat cair mempunyai volume yang tetap, tetapi bentuknya berubah-ubah. Perubahan ini disebabkan oleh letak molekul yang tidak berdekatan seperti halnya benda padat.
    Dengan demikian, diantara molekul-molekul itu masih ada sedikit gaya tarik-menarik. Oleh sebab itu, molekul zat cair dapat berpindah-pindah meskipun tidak mudah meninggalkan kelompoknya.
c.    Pada gas  jarak antara molekul-molekul sangat berjauhan, sehingga gaya tarik-menarik antar molekul sangat kecil, bahkan hampir tidak ada. Oleh sebab itu, gas dapat mengisi  seluruh ruangan yang ditempatinya. Selain itu, gas juga dapat dimampatkan dan diregangkan. Pemampatan dan perenggangan tidak bisa dilakukan oleh zat padat dan cair, karena letak molekul-molekulnya sangat berdekatan.
d.    Zat akan memuai bila dipanaskan, karena molekul-molekulnya bergerak lebih cepat dan saling menjahui. Sebaliknya, zat akan menyusut bila didinginkan, karena molekul- molekulnya bergerak lebih lambat dan saling mendekati.
e.    Bila sudah mencapai titik lebur, zat padat yang terus-menerus dipanaskan akan melebur, karena molekul-molekulnya  bergetar.
f.    Meniskus air dalam pipa gelas berbentuk cekung, karena adanya gaya adhesi antara molekul-molekul. Gaya adhesi antara molekul air dan gelas lebih besar daripada  kohesi antara molekul air itu sendiri.

4.     Kohesi dan Adhesi
Pernahkah kamu melihat air diatas daun talas?Bagaimana bentuk butir air itu?Apakah permukaan daun talas basah? Sekarang tumpahkan sedikit air ke atas meja. Apa yang terjadi pada air di atas meja tersebut?Apakah bentuk butir air sama dengan bentuk air di atas daun talas?
Bentuk butir air pada daun talas berbentuk bola dan tidak membasahi permukaan daunnya. Sedangkan air yang ditumpahkan ke atas meja bentuknya melebar dan membasahi permukaan meja. Mengapa terjadi demikian?Diantara partikel partikel zat yang sejenis terjadi gaya tarik menarik yang disebut kohesi. Sebaliknya gaya tarik antara partikel-partikel zat yang berbeda dinamakan adhesi.
Bentuk butir air di atas daun talas berbentuk bola dikarenakan gaya tarik menarik antara partikel air dengan partikel air lebih besar dibandingkan gaya tarik menarik antara partikel air dengan partikel daun talas. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa  gaya kohesi air lebih besar dibandingkan dengan gaya adhesi air dengan daun talas.
Bentuk butir air di permukaan meja bentuknya melebar dikarenakan gaya tarik menarik antara air dengan meja lebih besar dibandingkan gaya tarik menarik antara air dengan air. Dengan kata lain dapat dikatakan  bahwa gaya adhesi air dan meja lebih besar dibandingkan  dengan gaya kohesi air.

5.     Meniskus Cembung dan Meniskus  Cekung
Gaya kohesi dan gaya adhesi  dapat menyebabkan permukaan air di dalam tabung permukaannya tidak rata  Untuk memahami kejadian  tersebut, kamu dapat melakukan kegiatan dengan cara memasukkan air  dan air raksa ke dalam dua tabung  yang berbeda. Perhatikan,  apakah bentuk kedua permukaan air pada tabung tersebut sama? Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa permukaan zat cair yang  menempel pada kaca tabung sedikit melengkung. Kelengkungan permukaan zat cair dalam tabung itu disebut meniskus.
Permukaan air di dalam tabung reaksi yang diisi raksa berbentuk cembung dan disebut meniskus cembung. Sedangkan permukaan air dalam tabung reaksi yang diisi air berbentuk cekung dan disebut meniskus cekung.

6.        Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa meresapnya air atau zat cair lainnya melalui celah-celah kecil.
Gejala kapilaritas terjadi, karena antara gelas dan air ada gaya adhesi yang lebih besar daripada kohesi antara molekul-molekul air, sedangkan adhesi antara gelas dan air lebih kecil daripada kohesi antara molekul-molekul gelas.
Contah gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari adalah pengisapan air didalam bunga karang, kayu, kertas isap, dinding rumah pada musim hujan, dan naiknya minyak tanah dalam lampu teplok. Kertas koran yang dimasukkan sebagian ke dalam air mengakibatkan sebagiannya lagi yang ada diluar air, akan menjadi basah, karena air naik melalui saluran-saluran lembut di dalam serat kertas.
Pada tumbuhan, gejala kapiler mempunyai peranan penting dalam proses pengangkutan air. Air masuk melalui akar dan naik ke bagian atas tanaman melalui proses kapilaritas dalam serabut akar dan batang.