MENENTUKAN SIFAT ASAM, BASA, DAN GARAM DENGAN INDIKATOR
Seperti telah di jelaskan di atas bahwa asam, basa, dan garam memiliki sifatnya masing-masing. Misalnya basa rasanya pahit,berlendir, dan licin. Asam rasanya masam, dan bersifat korosif. Para ilmuwan dari zaman dahulu telah berhasil membedakan asam, basa, dan garam berdasarkan sifat larutan. Tetapi untuk mengetahui bahwa zat termasuk basa, asam, atau garam jangan mencicipi secara langsung atau menyentuhnya. Sebab pada umumnya kebanyakan bahan kimia beracun, dan ada larutan asam, basa, dan garam yag larutannya sangat keras, sehingga dapat membahayakan. Untuk menentukan kandungan bahan yang mengandung asam, basa atau garam perlu dilakukan pengujian.Pengujian dilakukan dengan menggunakan indikator. Indikator disebut juga dengan penguji atau penunjuk.
Indikator yang biasa digunakan di laboratorium biasanya menggunakan kertas atau cairan. Kertas yang digunakan dinamakan kertas lakmus. Dan cairan yang digunakan misalnya cairan fenolftalein, metil merah, dan metil jingga. Selain dengan menggunakan bahan kimia dan kertas, ada juga bahan alam yag dapat digunakan sebagai indikator.
1. Kertas Lakmus
Kertas lakmus dapat membedakan larutan yang bersifat asam, dan yang bersifat basa. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah. Untuk melakukan pegujian pada larutan yang bersifat asam, basa, dan garam dilakukan dengan cara mencelupkan atau meneteskan larutan pada kertas lakmus. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus biru berubah menjadi merah. Jika larutan bersifat basa, maka kertas lakmus merah berubah menjadi biru. Sedangkan larutan yang bersifat garam tidak mengubah warna kertas lakmus. Untuk membuktikan hal tersebut, marilah kita lakukan percobaan di bawah ini.
Gambar 3.3 Pengujian dilakukan degan cara mencelupkan kertas lakmus pada larutan
percobaan 1
1. Sediakanlah alat dan bahan sebagai berikut.
a. kertas lakmus
b. alkohol
c. asam cuka
d. air kapur
e. larutan garam dapur
f. asam sulfat
g. kalium hidroksida
h. air jeruk
i. air sabun
j. soda api
2. Teteskanlah setiap larutan pada kertas lakmus merah. Perhatikan perubahan yang terjadi pada kertas lakmus merah tersebut.
3. Teteskanlah setiap larutan pada kertas lakmus biru. Perhatikan perubahan yang terjadi pada kertas lakmus merah tersebut.
4. Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini.
Dari kegiatan di atas dapat ditarik kesimpulan seperti pada tabel di bawah ini.
2. Indikator Berupa Cairan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa cairan yang digunakan sebagai indikator yang biasa digunakan di laboratorium adalah fenolftalein, metil merah, dan metil jingga dan brom timol biru. Cara menggunakan cairan ini adalah dengan cara meneteskan cairan indikator pada larutan yang akan diuji.
Pengaruh cairan pada larutan asam, basa, dan garam dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Untuk membuktikannya marilah kita lakukan percobaan di bawah ini:
percobaan 2
1. Sediakanlah alat dan bahan sebagai berikut.
a. cairan fenolftalein
b. alkohol
c. asam cuka
d. air kapur
e. larutan garam dapur
f. asam sulfat
g. kalium hidroksida
h. air jeruk
i. air sabun
j. soda api
2. Teteskanlah cairan fenolftalein pada setiap larutan. Perhatikan perubahan yang terjadi.
3. Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini!
3. Indiktor Alam
Selain menggunakan kertas lakmus dan cairan fenolftalein, Anda juga bisa menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitarmu untuk membedakan larutan asam, dan basa. Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai indikator adalah buah arbei, daun mahkota bunga seperti kembang sepatu, bogenvile, mawar, kunyit, dan lain-lain.
a. Bougenvile b. Bunga rose
Gambar 3.5 Beberapa indikator alam
Untuk melihat bagaimana bahan dari tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai indikator, marilah kita melakukan percobaan di bawah ini.
percobaan 3
1. Sediakanlah mahkota kembang sepatu. Giling mahkota kembang sepatu dengan alkohol 10 %.
2. Tambahkan beberapa tetes air murni. Saring dengan menggunakan kain kasa.
3. Ekstrak yang Anda peroleh dapat dijadikan sebagai indikator.
4. Lakukan hal yang sama pada jenis mahkota bunga yang lain. Perhatikanlah warna ekstrak yang diperoleh.
5. Masukkan pada tabel pengamatan di bawah ini.
Cara menggunakan indikator ini adalah dengan cara meneteskan ekstrak bunga pada larutan yang akan diuji. Ketika Anda meneteskan ekstrak pada larutan uji, Anda akan melihat perubahan warna dalam larutan. Untuk membuktikannya cobalah Anda lakukan kembali kegiatan 3 dengan mengganti cairan fenolftalein dengan ekstark bunga. Hasil pengamatanmu buatlah dalam bentuk laporan.
No comments:
Post a Comment